Senin, 24 Oktober 2016

TEKNIK-TEKNIK FOTOGRAFI DASAR


Teknik-teknik Fotografi Dasar
Buat kamu yang pemula atau baru saja memiliki kamera DSLR, ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai untuk bisa beradaptasi dengan kamera. Dinamakan teknik dasar karena teknik ini menjadi pondasi dari semua teknik memotret di tingkat berikutnya.

Ada beberapa teknik dasar yang harus diketahui fotografer pemula. Di bawah ini IDS bagikan beberapa teknik yang paling mendasar, sebelum mengenal kameramu lebih lanjut.

A. Teknik Memegang Kamera
Pada dasarnya teknik ini digunakan untuk mengurangi getaran saat memotret. Alasannya sederhana, jika kamera tidak stabil ketika mengambil gambar, hasilnya sudah pasti tidak akan maksimal. Cara agar kamu bisa kokoh memegang kamera bisa mengikuti saran di bawah ini.
1. Tangan kanan
Gunakan tangan kanan untuk memegang bagian kanan kamera. Telunjuk di posisi shutter, ibu jari di bagian belakang kamera. Sedangkan tiga jari lainnya menggenggam erat bagian kamera di bagian depan.

2. Tangan kiri
Posisi tangan kiri tergantung kepada kamera yang kamu gunakan. Tetapi pada umumnya tangan kiri digunakan untuk menopang berat kamera, atau juga menopang lensa jika menggunakan lensa panjang.

3. Posisi badan
Agar lebih stabil saat memotret, kamu bisa bersandar ke obyek solid atau bisa dengan berlutut. Jika dalam posisi berdiri dan tidak menemukan sandaran, kamu bisa melebarkan kedua kaki untuk memperkuat kuda-kuda.


B. Teknik Menekan Shutter
Menekan shutter terkadang tidak semudah seperti yang terlihat, terutama ketika menggunakan mode continuous shooting. Untuk bisa lebih mengontrol, jangan memakai ujung telunjuk untuk menekan shutter. Gunakan bagian datar di telunjuk lalu tekan perlahan untuk menemukan fokus sebelum menekan penuh untuk mengambil gambar.
Satu tips lagi yang juga membantu adalah ambil nafas terlebih dahulu sebelum menekan shutter. Cara ini membantu mengantisipasi getaran yang timbul karena kita mengambil nafas saat menekan shutter.

C. Teknik menentukan fokus
Kamera terkadang menghasilkan foto dengan fokus yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Coba beberapa tips di bawah ini untuk menemukan foto dengan fokus objek sesuai keinginan kamu.
  1. Tentukan objek.
  2. Letakkan objek yang akan dibuat fokus di tengah-tengah frame kamera (biasanya fokus diarahkan pada wajah).
  3. Dengan objek yang ingin dibuat fokus berada di tengah frame, tekan tombol shutter hingga setengahnya hingga muncul tanda fokus di viewfinder/live lcd. Dengan cara ini, kamera akan fokus pada titik itu.
  4. Jangan lepaskan tombol shutter yang setengah ditekan, atur lagi frame yang kamu inginkan kemudian tekan shutter hingga penuh.

Tidak ada cara yang lebih ampuh untuk menguasai kameramu selain banyak berlatih. Pahami tekniknya, nikmati saat berlatih menggunakan kameramu, karena tidak ada guru yang lebih baik selain pengalaman. Nantikan teknik dasar lainnya.

Photo Credit : Photo Extremist via Compfight cc
Source :1 2

MENGENAL 5 TEKNIK FOTOGRAFI PROFESIONAL


MENGENAL 5 TEKNIK FOTOGRAFI PROFESIONAL

Mengenal 5 Teknik Fotografi Profesional
Setelah memahami teknik fotografi dasar, sekarang saatnya kamu pelajari lebih dalam tentang teknik fotografi profesional yang sering digunakan fotografer master dalam membidik foto. Dengan demikian, kamu bisa meng-explore teknik fotografi lebih banyak lagi dengan pengetahuan yang lebih luas di bidang fotografi.

  1. FOTOGRAFI HDR (HIGH DYNAMIC RANGE)

HDR adalah serangkaian teknik yang digunakan dalam bidang fotografi untuk memproduksi sebuah jangkauan cahaya dinamis yang lebih besar dibanding menggunakan teknik fotografi standar. Kamera non-HDR hanya bisa mengambil gambar dengan jangkauan pencahayaan terbatas, hasilnya kurang detail pada area gelap atau terang. Sementara teknik HDR mampu menutupi kekurangan ini dengan mengambil banyak foto pada tingkat pencahayaan berbeda dan menggabungkannya untuk menghasilkan foto dengan jangkauan tone yang lebih luas. Foto HDR dapat diolah di Photoshop atau PhotoMatrix.
el-guapo by Sven Fennema
(c) Photo by Sven Fennema | 1x.com
Golden Gate by vgm8383
(c) Photo by vgm8383 | flickr.com
Place Jacques Cartier by Bcharbon
(c) Photo by bcharbon | eyefetch.com

  1. FOTOGRAFI HIGH SPEED

Fotografi High Speed pada dasarnya adalah teknik menangkap gambar dengan shutter yang sangat cepat. Shutter speed untuk fotografi high speed jauh lebih cepat, 1/8000 detik. Denganshutter speed yang lebih cepat, fotografer bisa membekukan momen dan menghilangkanblur. Mengambil high speed foto harus menggunakan lensa dengan aperture yang lebar, pencahayaan yang terang atau ketepatan pengaturan ISO. Ditambah lagi kamera harus memiliki sensor yang baik, shutter, dan lampu sorot yang baik.
Something new by Lucky Lucas
(c) Photo by Lucky Lucas | flickr.com
Splash dan Dan D
(c) Photo by Dan D. | flickr.com
Title by Chaval Brasil
(c) Photo by Chaval Brasil | flickr.com

  1. FOTOGRAFI SOFT FOCUS

Foto soft focus dihasilkan dengan menggunakan kamera khusus yang menciptakan garis lembut di foto sedikit buram dan garis tepi yang tajam. Gaya foto ini sering diibaratkan dengan dreamy atau glamour style yang banyak digunakan untuk fashion atau wedding photography. Ada beberapa kamera modern yang dapat menghasilkan foto soft focus. Atau kamu bisa menggunakan cara yang lebih ekonomis dengan meletakkan lensa soft focus di depan lensa biasa kemudian memberikan efek di photoshop.
Have-a-nice-day-in-springtime Ernie
(c) Photo by Ernie | flickr.com
Sunflower-with-soft-focus by Rycha
(c) Photo by Rycha | eyefetch.com
Explore-highest Mat
(c) Photo by Mat | flickr.com

  1. FOTOGRAFI INFRARED

IR fotografi adalah seni menangkap cahaya yang tak terlihat, sehingga disebut spektrum warna Infra Red. Saat ini sangat memungkinkan untuk memotret IR menggunakan kamera digital. Untuk menghasilkan foto IR, kamu memerlukan filter IR dan juga tripod. Di sini tripod berfungsi sebagai stabilizer saat memotret dengan menggunakan shutter speed yang lambat dan exposure kecil.

Infrared-Canyon-Grand  by Jerry Berry
(c) Photo by Jerry Berry | 1x.com
White-Christmas-Tree by Ronald Suello
(c) Photo by Ronald Suello | flickr.com
Fall-Season-Wonders by Uchinan-Chu
(c) Photo by Uchinan-Chu | deviantart.com

  1. FOTOGRAFI FISHEYE

Fisheye memanfaatkan lensa fisheye dengan pandangan melingkar 180 derajat. Fotografer dapat menghasilkan foto dengan perspektif yang sangat berbeda, baik itu indoor atauoutdoor. Angle yang super lebar dengan titik fokus tertentu mampu memberikan warna berbeda di foto yang dihasilkan. Pada awalnya, lensa fisheye dibuat untuk memotret seluruh awan demi kepentingan penelitian di bidang meteorologi.

Keep-a-tight-ass by anto XIII
(c) Photo by anto XIII | flickr.com
Guitar by 5y12u3k
(c) Photo by 5y12u3k | flickr.com
Horseshoe-Bend-Page-Arizona by Ian_Boys
(c) Photo by Ian_Boys | flickr.com

Luar biasa bukan foto-foto dari para fotografer profesional? Menjadi profesional tidak bisa mudah dicapai dengan cara yang instan. Jika ingin menjadi salah satu fotografer pro dengan karya yang menakjubkan, berlatihlah dengan tekun dan tidak mudah menyerah adalah kunci utamanya.

Sumber: 1 2
Image Credit: Kiama Sunrise HDR by Toma Iakopo | Tomojo Photography  is licensed underCC BY 2.0

Selasa, 11 Oktober 2016

Pengertian Photo Lanscape


PENGERTIAN FOTO LANDSCAPE

Pengertian Photo Lanscape

Bagi penyuka landscape photography, istilah hyperfocal distance (jarak hiperfocal) mungkin tidak begitu asing. Tetapi bagi pemula dan pembelajar yang memulai menyukai landscape photography seperti saya, tentu istilah ini perlu ditelusuri lebih lanjut. Selama ini prinsip yang saya pakai dalam landscape photography sangat sederhana dan amatir sekali: asal obyek masuk ke frame jepret deh, he he he. Ternyata ada hal-hal yang perlu dipahami secara lebih serius jika ingin memfokuskan diri ke dalam landscape photography.

Baiklah, langsung saja ke pokok permasalahan: Hyperfocal Distance. Dari beberapa sumber yang saya peroleh, berikut ini adalah beberapa pengertian tentang hyperfocal distance. Pada bagian 1 ini pembahasan akan dibatasi pada seputar pengertian dasar hyperfocal distance.

Fokuskan lensa pada hyperfocal distance dan segala sesuatu mulai dari jarak paling dekat sampai tak terhingga akan tajam. Foto landscape seringkali diambil menggunakan lensa ayng difokuskan pada hyperfocal distance; obyek yang dekat dan jauh akan tajam di dalam foto tersebut.
Jarak dari lensa ke suatu titik focus dimana dari titik focus tersebut ke infinity (tak terhingga) adalah tajam. Tambahan: setengah dari jarak dari titik tersebut kearah lensa juga ikut tajam (acceptable sharpness).  Ini dikarenakan sebetulnya kita meletakkan titik focus dari kamera/lensa kita pada titik jarak hiperfocal tersebut untuk mendapatkan bidang DOF (depth of field) seluas-luasnya dari titik/jarak tersebut ke infinity (tak terhingga) tapi kurang lebih setengah jarak dari titik tersebut kedepan (kearah) lensa juga ikut tajam dalam batasan acceptable sharpness (ketajaman yang masih bisa diterima).
Hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek dapat dimasukkan ke dalam fokus “yang dapat diterima”. Berdasarkan nilainya, ada dua pengertian tentang hyperfocal distance. Pertama, hyperfocal distance adalah jarak terdekat dimana lensa dapat difokuskan sementara obyek pada jarak tak terhingga tetap tajam; yakni jarak fokus dengan depth of field maksimal. Ketika lensa difokuskan pada jarak ini, semua obyek pada jarak setengah hyperfocal distance sampai ke tak terhingga akan tajam. Pengertian kedua, hyperfocal distance adalah jarak dimana semua obyek tampak tajam, untuk lensa yang difokuskan pada titik tak terhingga. Kedua pengertian ini tidak perlu menyebabkan kebingungan karena pada dasarnya sama.

PENGERTIAN FOTO HUMAN INTEREST


Apa itu foto Human Interest?

PENGERTIAN FOTO HUMAN INTEREST
Human Interest dalam karya fotografi sendiri kalau dijabarkan adalah menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau interaksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, konsentrasi atau mencapai sebuah kesuksesan hidup, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menyimak gambar tersebut diatas.
Fotografi Human Interest dapat pula berupa cerita di belakang sebuah kejadian, organisasi atau sebaliknya peristiwa sejarah yang sangat memukau. Detail gambar yang bisa di lihat sebagai contoh balada seorang tentara dalam masa perang, profil seseorang yang sedang mencapai puncak kesuksesannya dalam karirnya.
Fotografi Human Interest di Indonesia lebih populer dalam menggambarkan sisi-sisi kehidupan masyarakat kalangan bawah. Kehidupan masyarakat kalangan bawah atau bisa dikatakan sebagai kaum tidak mampu mempunyai banyak masalah-masalah kehidupan mereka yang sangat komplek, sehingga cerita tersebut dapat diungkapkan dalam media fotografi. Perlu kita ingat bahwa sebagian besar masayarakat di Indonesia sekarang ini masih hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga cerita ini menarik perhatian dan banyak diangkat ceritanya dalam berbagai media, salah satunya fotografi Human-Interest.
Perlu kita cermati beberapa point penting yang kita harus ingat dalam membuat sebuah karya foto Human Interest adalah:
Perhatikan suasana dan karakter pada lokasi yang ingin kita bidik, unsur-unsur apa saja yang kiranya menarik untuk kita bidik, hal ini untuk membangun sebuah dasar konsep hasil karya fotografi kita. Cobalah untuk memulai untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, agar kita lebih leluasa ketika membidik lewat kamera kita.
Seorang fotografer harus cepat dan tepat dalam menyadari kemudian mengambil moment yang tepat untuk di bidik, karena keadaan dari moment tersebut sangat cepat sekali berlalu. Detik demi detik selalu terjadi perubahan suasana yang tidak sama danmoment tersebut tidak dapat kembali pada saat yang sama. Pendek kata kita harus konsentrasi pada lokasi.
Tips dalam memotret Human Interest
  • Untuk membuat foto human interest yang bagus, dibutuhkan karakter yang kuat/menarik, ekspresi yang hidup dan cerita yang menyentuh.
  • Human interest biasanya dibuat dengan candid, yaitu orang yang dipotret tidak merasa difoto, tidak diarahkan oleh fotografer/penata gaya sehingga berkesan alami dan orisinil. Jika diarahkan dan setting lampu, special effect, atau olah digital/manipulasi secara berlebihan, jadinya hasil foto lebih cocok masuk dalam kategori portrait atau conceptual photography.
  • Momen dalam memotret sangat penting, menguasai pengaturan kamera merupakan keharusan.
  • Masih kaitannya dengan menangkap momen, gunakan foto berturut-turut untuk menangkap momen yang setiap detiknya berubah dengan cepat.
  • Lensa telefoto yang memiliki jarak fokus antara 50-300mm akan membantu untuk memotret secara candid, meskipun lensa menengah dan lebar juga bisa untuk human interest jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan subjek foto.
  • Memotret dengan kamera compact bisa juga efektif terutama memotret dari jarak dekat. Subjek tidak akan merasa terintimidasi dan bereaksi seperti saat kita mengunakan kamera DSLR dan lensa yang besar.
  • Komposisi yang baik adalah yang menonjolkan ekspresi atau bahasa tubuh subjek foto dari lingkungan hidupnya.
Fotografi human interest (HI) adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.
Awalnya, human interest photography lebih termasuk kedalam bagian dari fotojurnalisme, yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu subjek foto.
Di dalam fotojurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas.
Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan adukkan dengan kategori lain seperti Portrait photography, culture photography (budaya), street photography, travel photography, conceptual photography, dll.
Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi lemah atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya human interest tidak membatasi pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.
Foto human interest bisa terdiri dari satu foto atau rangkaian foto yang bercerita (photo story/essay).

Kamis, 15 September 2016

Pengertian Jurnalistik


Pengertian Jurnalistik


Pengertian Jurnalistik, Sejarah Jurnalistik & Menurut Para Ahli|Secara Umum, Pengertian Jurnalistik adalah proses, teknik dan ilmu pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan publikasi berita. Jurnalistik atau Kewartawanan berasal dari kata Journal yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau diartikan dengan surat kabar. Kata Journal berasal dari bahasa Latin dari kata Diurnalis, yang berarti orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.  Jadi Secara Etiomologis (asal Usul Kata/istilah kata), jurnalistik adalah laporan tentang peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan istilah "berita" (news). Sedangkan secara singkat/sederhana adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. 
Sedangkan menurut Kamus, Pengertian jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya. Menurut Lesikom Kominikasi, pengertian jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya misalnya radio dan televisi. 

Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli

Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli - Selain pengertian jurnalistik diatas, terdapat beberapa para ahli/tokoh-tokoh yang mendefinisikan pengertian jurnalistik. Pengertian jurnalistik menurut para ahli adalah sebagai berikut... 
  • F.Fraser Bond: Pengertian jurnalistik menurut F.Fraser Bond adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati. 
  • M.Ridwan: Menurutnya, pengertian Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. 
  • Adinegoro: Pengertian Jurnalistik menurut Adinegoro adalah semacam kepandaian karang mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. 
  • Summanang: Menurunya, pengertian jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan. 
  • Onong U. Efendi: Jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. 
  • Amar dan Sumadiria: Pengertian Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya/ 
  • Erik Hodgins (Redeaktur Majalah Time): Menurutnya pengertian jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan. 
  • A.W. Widjaya: Pengertian Jurnalistik menurut A.W. Wijaya merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun alasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya. 
  • Roland E. Wolseley: Menurunya, Pengertian Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. 
  • Ensiklopedia Indonesia: jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara teratur, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.

Sejarah Jurnalistik Indonesia 

Sejarah Jurnalistik Indonesia - Awal mulanya, sejarah jurnalistik diawali dari komunikasi antar manusia yang bergantung dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Getenberg. 

Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Sebagian pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Java Bode, Bintang Barat, dan Medan Prijaji terbit. 

Pada masa kedudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, dimana setiap korang dilarang. namun pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Sinar Baru, Asia Raja, Suara Asia, Tjahaja, dan Sinar Matahari. 

Dan semenjak kemerdekaan Indonesia yang membawa keuntungan bagi kewartawanan. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asia Games IV, peemrintah memasukkan proyek televisi. Sejah tahun 1962 tersebut Televisi Republik Indonesia hadir dengan teknologi yang layar hitam putih. 

Di Era Presiden Soeharto, media massa banyak dibatasi. Seperti kasus Majalah Tempo dan Harian Indonesia Raya merupakan dua contoh bukti sensor dalam kekuasaan Era Soeharto. Kontrol yang dipegang oleh PWI (Departemen Penerangan dan persatuan Wartawan Indonesia). Dari situasi tersebut muncullah Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wiswa Sirna Galih, Jawa Barat. Sebagian dari aktivitasnya berada di sel tahanan. 

Sejarah kemerdekaan Pers/jurnalis beradap di titik saat Soeharto di gantikan oleh BJ Habibie. Disaat itulah banyak media massa yang muncul dan PWI bukan satu-satunya organisasi profesi. 

Kegiatan kewartawanan diatur oleh UU Pers No. 40. Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.

Bentuk-Bentuk Jurnalistik

Bentuk-bentuk jurnalistik terbagi dalam 3 bagian besar antara lain sebai berikut..
  • Media Cetak 
  • Media elektronik auditif
  • Audio Visual 

Produksi Film


Pembuatan film (dalam konteks akademis sering disebut produksi film) adalah proses pembuatan suatu film, mulai dari ceritaide, atau komisi awal, melalui penulisan naskah, perekaman, penyuntingan, pengarahan dan pemutaran produk akhir di hadapanpenonton yang akan menghasilkan sebuah program televisi. Pembuatan film terjadi di seluruh dunia dalam berbagai konteksekonomisosial, dan politik, dan menggunakan berbagai teknologi dan teknik sinema. Biasanya pmebuatan film melibatkan sejumlah besar orang, dan memakan waktu mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk menyelesaikannya, meski bisa lebih lama lagi jika muncul masalah produksi. Produksi film besar terlama terjadi pada The Thief and the Cobbler selama 28 tahun.
Produksi film berjalan dalam tiga tahap:

  • Pra-produksi—Persiapan perekaman dilakukan, yaitu ketika pemeran dan kru film dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar dibangun. Ini juga tahapan ketika ide film diciptakan, hak buku/naskah dibeli, dll.
  • Produksi—Elemen mentah untuk film akhir direkam.
  • Pasca-produksi—Film disuntingl; suara (dialog) produksi sekaligus disunting (namun terpisah), runut musik (dan lagu) digubah, dipentaskan dan direkam, jika film tersebut butuh musik; efek suara dirancang dan direkam; efek 'visual' grafis komputer lainnya ditambahkan secara digital, semua elemen suara dicampurkan menjadi 'stem', kemudian stem dicampurkan dan disejajarkan dengan gambar dan film tersebut akhirnya selesai ("terkunci").
Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau cruepelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing. Adapun tim tersebut dapat terdiri atas :
 Sutradara (Director), Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses pembuatan film.
 Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang diproduksi.
 Penulis skenario/Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar atau skenario.
 Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting.
 Tata cahaya (lighting), Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film.
 Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata kostum (costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan menyediakan kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata Rias (Make up Artist), Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata suara dan sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau merekam suara dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata artistik (artistic director), Bertugas membuat dan mengatur latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi film.
 Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.
 Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum yang dipakai dalam produksi film.
 Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam produksi film.
TAHAP PRA PRODUKSI
ANALISIS IDE CERITA.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya.
Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:
  • Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
  • Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
  • Cerita rakyat atau dongeng.
  • Biografi seorang terkenal atau berjasa.
  • Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.
  • Dari kajian musik, dll
MENYIAPKAN NASKAH
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
  • Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.
  • Penyediaan kaset video.
  • Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
  • Penyediaan property, kostum, make-up.
  • Honor untuk pemain, konsumsi.
  • Akomodasi dan transportasi.
  • Menyewa alat jika tidak tersedia.
HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya mengalaminya.. hehe).
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
MENYIAPKAN PERALATANUntuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
  • Clipboard.
  • Proyektor.
  • Lampu.
  • Kabel Roll.
  • TV Monitor.
  • Kamera video S-VHS atau Handycam.
  • Pita/Tape.
  • Mikrophone clip-on wireless.
  • Tripod Kamera.
  • Tripod Lampu.
CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
TAHAP PRODUKSI
TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
TATA SUARA
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.
TATA KOSTUM (WARDROBE)
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
TATA RIAS
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
TAHAP PASCA PRODUKSI
PROSES EDITING
Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
Tugas editor antara lain sebagai berikut:
  • Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
  • Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
  • Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
  • Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
  • Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
REVIEW HASIL EDITING
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
PRESENTASI DAN EVALUASI
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
  • Ahli Sinematografi.
  • Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
  • Ahli Produksi Film.
  • Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
  • Ahli Editing Film (Editor).
  • Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
  • Penonton/penikmat film.
  • Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film.
Silahkan Membaca
  • Baksin, Askurifai. 2003. Membuat Film Indie itu Gampang. Bandung: Katarsis.
  • Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta: Konfiden
  • Honthaner, Eve Ligth. 2000. The Complete Film Production Handbook. Los Angeles: Lone Eagle Publishing.
  • Sani, Asrul. 1986. Cara Menilai Sebuah Film. Jakarta: Yayasan Citra.
  • Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana UniPress.
  • Widagdo, M Bayu & Gora S, Winastwan. 2004. Bikin Sendiri Film Kamu (Panduan Produksi Film Indonesia). Yogyakarta: PD. Anindya